Banjir bandang melanda hingga 19 titik garut, warga ngungsi
Banjir bandang melanda hingga 19 titik garut, warga ngungsi
Banjir bandang melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Garut. Ratusan warga mengungsi karena rumah mereka terendam. Pemerintah setempat mengimbau warga untuk tetap tenang namun waspada.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, bandang terjadi setelah hujan deras mengguyur Kabupaten Garut sejak sore ini (15/7/2022). Dilihat dari hasil laporan yang diterima, dua ruas jalan tersebut paling terdampak bandang.
“Ini bencana bagi kami. Ada dua kecamatan yang paling terdampak banjir, yakni Garut Kota dan Tarogong (Kidul),” kata Helmi saat dikonfirmasi detik Jabar, Jumat malam.
Helmi mengimbau warga untuk tetap tenang namun tetap waspada. Helmi mengatakan, Pemkab Garut telah mengerahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) untuk membantu warga mengevakuasi rumahnya. Warga yang tinggal di dekat Sungai Simanouk disarankan untuk mengungsi dan mengungsi.
“Tenang tapi waspada. Saya langsung perintahkan BPBD untuk segera mengungsi. Selamatkan masyarakat dulu, baru yang lain menyusul,” ujarnya.
Beberapa wilayah di Kabupaten Garut Kota yang paling terdampak bandang, yakni wilayah Kota Wetan, Maktal, Kaum Lebak hingga Ciwalen. Ketinggian air di beberapa lokasi di daerah itu membuat orang dewasa berdebar-debar.
Warga terjebak banjir
Inspektur Kota Wetan Galih Mawariz mengatakan hingga Sabtu (16/7/2022) sekitar pukul 12.05 WIB, banjir masih menggenangi rumah warga. Diperkirakan ratusan rumah terdampak.
“Ketinggian air sudah turun, tapi tidak signifikan. Sekarang sudah di bawah pusar orang dewasa. Kami masih menyapu sawah dan kami khawatir masih ada warga yang terjebak di rumah mereka,” kata Gallih.
Selain beberapa wilayah di Kota Garut, kawasan Cimacan di kecamatan Tarogon Kedu juga menjadi titik banjir terparah saat ini. Ketinggian air di sana dilaporkan setinggi dua meter. Kawasan Cimacan sendiri terletak di pinggiran Sungai Cimanuk.
Kapolsek Tarogong Kidul Alit Kadarusman mengatakan, warga terjebak di rumahnya di kawasan Cimacan. Saat ini, petugas gabungan tim SAR sedang berupaya melakukan pembersihan dan evakuasi.
“Puluhan warga terjebak di rumahnya. Saat ini, kami dan tim SAR gabungan menggunakan perahu karet untuk mengungsi,” kata Allit.
Status Sungai Chimanouk sendiri saat ini telah meningkat secara signifikan. Jika biasanya air hanya di dasar sungai, arus dan peningkatan volume yang cepat diamati saat ini.
Pantauan detik Jabar, sekitar pukul 00.16 WIB Sabtu pagi, debit air cukup besar, terpantau melalui CCTV milik Pemda Garut di kawasan Maktal yang langsung mengarah ke Sungai Cimanuk. Ketinggian air juga hampir menyentuh ujung atas tembok penahan tanah.
Ratusan warga Kabupaten Garut dievakuasi saat banjir bandang menggenangi pantauan CCTV Sungai Cimanuk di kawasan Jembatan Maktal
Di lokasi lain, pintu air di Waduk Copong di Kabupaten Banyuresmi juga dilaporkan telah dibuka penuh. Di daerah itu juga banyak air.
Pada Jumat, 15 Juli 2022, hujan deras mengguyur wilayah Tangerang sehingga menyebabkan banyak permukiman dan jalan tergenang. Hingga dini hari, Sabtu (16 Juli 2022), banjir masih menggenangi sejumlah pemukiman warga.
Seperti terpantau di bawah jembatan layang Jatiuwung di Kota Tangerang, banjir setinggi pinggang untuk orang dewasa membuat jalan tidak bisa dilalui kendaraan. Faktanya, satu minibus berusaha mati-matian untuk melewatinya, tetapi harus mundur dan memutar balik karena banjir tadi malam menutupi hampir setengah dari mobil.
“Saya pikir saya bisa lewat, saya ingin lewat, tapi airnya hampir mencapai jendela bawah. Untung saya bisa mundur,” kata pengemudi yang hendak melintas.
Bahkan, truk yang hendak melintas dan masuk kawasan industri harus parkir dan menunggu air surut.
“Begitu tinggi (banjir) tidak bisa lewat. Mari kita tunggu sampai tengah malam dan berharap tidak hujan lagi,” kata Ahmed, salah satu pengemudi truk.
Tak hanya itu, banjir juga merendam Perumahan Taman Cibodas tak jauh dari jalan layang. Namun, warga masih bertahan di lantai dua rumahnya masing-masing.
Tak hanya menggenangi kawasan Kota Tangerang, banjir terus terjadi pada Jumat malam hingga Sabtu pagi, juga menggenangi empat RT di RW 020 Desa Ben Kanggan, Kecamatan Krapadwa. Ketinggian air banjir hampir mencapai 1 meter.
“Hujan mulai sore hari, dan sekitar pukul 17.00 Sungai Sabie meluap langsung ke rumah warga hingga menjelang subuh,” kata Sutrisno, warga setempat.
Kalau begitu, dia mengaku sudah pasrah dan menunggu air surut. Hanya dengan begitu dia dan keluarganya dapat mulai membersihkan rumah lagi dari lumpur yang dibawa oleh banjir.
“Tahun ini banjir lebih dari lima kali,” akunya.